Mengenal Budaya Kuningan Jawa Barat
Indonesia kaya akan ragam seni budaya sudah semestinya Indonesia berbangga, maka sudah selayaknya bagi bangsa dan masyarakat negeri ini untuk melestarikan dan menjaga ragam seni budaya yang ada di Indonesia ini. Jadi tidak mustahil jika banyak hasil cipta rasa dan karya dalam berbagai adat dan ragam seni budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini selalu dilirik oleh bangsa lain.
Sapton dan Panahan Tradisional
Setiap memperingati ulang tahun Kuningan Asri, 1 September, Pemda Kab Kuningan biasanya menggelar Saptonan, sebuah warisan dari leluhur Kuningan berupa atraksi ketangkasan berkuda. Sapton berasala dari kata Saptu (Sabtu) sebuah acara rutin setiap hari Sabtu setelah sidang di Istana Karajaan Kuningan jaman dulu.
Saptonan adalah lomba ketangkasan mengendarai kuda untuk selanjutnya memasukkan tombak ke sebuah lingkaran kecil di bawah ember berisi air yang digantung. Mudah bukan? Tidak. Bukan hanya susah memasukan tombak, namun mengarahkan kuda selepas start menuju titik lemparan juga, sulit. Sang kuda kadang malah melengos ke pinggir, ini butuh keahlian si penunggang dalam mengendalikannya.
Upacara Seren taun merupakan upacara masyarakat agararis adalah penyerahan hasil panen yang diterima pada tahun yang akan berlalu serta salah satu media dalam mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diterima seiring dengan harapan agar dimasa yang akan datang, hasil panen seluruh anggota masyarakat dapat lebih melimpah lagi. Penyelenggaraan dimulai dengan upacara ngajayuk (menyambut) pada tanggal 18 Rayagung, kemudian dilanjutkan pada tanggal 22 Rayagung dengan upacara pembukaan padi sebagai puncak acara, dengan disertai beberapa kesenian tradisional masyarakat agraris sunda tempo dulu, seperti ronggeng gunung, seni klasik tarawangsa, gending karesmen, tari bedaya, upacara adat ngareremokeun dari masyarakat kanenes baduy, goong renteng, tari buyung, angkulung buncis doodog lonjor, reog, kacapi suling dan lain-lain yang mempunyai makna dan arti tersendiri, khususnya bagi masyarakat sunda.
Upacara Adat Kawin Cai merupakan tradisi masyarakat Desa Babakanmulya Kecamatan Jalakasana Kabupaten Kuningan untuk memohon air/turun hujan untuk mengairi lahan pertaniannya serta kebutuhan hidup lainnya, dilaksanakan apabila terjadi kemarau panjang atau sangat sulit untuk mendapat air antar bulan September, dengan mengambil lokasi searah intinya disumber mata air telaga balong Tirta Yarta pada malam Jum`at Kliwon yang pada pelaksanaannya selain dihadiri dan diikuti oleh pamong desa. Tokoh masyarakat dan masyarakat desa setempat juga oleh masyarakat desa tetangga yang lahan pertaniannya terairi atau memanfaatkan air yang berasal dari sumber mata air telaga/ Balong Dalem Tirta Yarta. Selesai berdo`a punduh/sesepuh desa mencampurkan air yang diambil dari mata air telaga/ Balong Dalem Tirta Yarta dengan air yang diambil dari mata air Cikembulan (Cibulan), inilah istilah yang dipakai masyarakat sebagai Upacara Adat Kawin Cai yang intinya mengambil barokah air dari dua sumber mata air.
Seperti lazimnya kesenian tradisional lainnya kesenian ini tumbuh dan berkembang secara turun temurun sejak abad ke XVIII. Kesenian ini lahir di kalangan Budak Angon (Pengembala) yang intinya mengadakan syukuran setelah panen menjelang musim tanam tiba, sekitar bulan September. Dikatakan Pesta Dadung karena media yang digunakan dalam upacara yang sakral tersebut menggunakan Dadung (tali pengikat leher Kerbau atau Sapi).
Sintren adalah jenis kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun sejak tahun 1957. sintren berasal dari kata Sasantrian yang pada mulanya kesenian ini adalah merupakan seni hiburan rakyat yang sering di tampilkan pada sore hari sambil melepas lelah setelah seharian bekerja keras di sawah. Pada pertunjukannya peran sintren harus dibawakan oleh seorang gadis yang masih suci (belum adil balig). Begitu pula dengan pawang sintren tidak boleh diperankan oleh orang sembarangan, akan tetapi harus dibawakan oleh sesepuh semacam kiyai sehingga peran sintren yang sudah di ikat dalam kurungan akan dapat berubah memakai pakaian sintren dalam keadaan Transparan.
Cingcowong
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.
Dalam pembahasan ragam seni budaya mempunyai pengertian untuk Seni budaya berasal dari dua suku kata Seni - Budaya. Untuk kata Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Tapi semua terangkum menjadi satu yaitu sebuah ragam seni budaya yang ber-BINEKA TUNGGAL IKA dengan menunjukkan adat ketimuran dan berasaskan Pancasila. Secara devinisi budaya dapat di artikan sebegai tata cara hidup manusia yang dilakukan secara kelompok atau masyarakat, dan di wariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
Berbicara mengenai budaya, kali ini tim wisata hits mencoba membahas budaya kuningan yang sangat menarik untuk disimak, apa saja budaya yang ada di kabupaten kuningan? mari kita simak satu persatu.
Saptonan adalah lomba ketangkasan mengendarai kuda untuk selanjutnya memasukkan tombak ke sebuah lingkaran kecil di bawah ember berisi air yang digantung. Mudah bukan? Tidak. Bukan hanya susah memasukan tombak, namun mengarahkan kuda selepas start menuju titik lemparan juga, sulit. Sang kuda kadang malah melengos ke pinggir, ini butuh keahlian si penunggang dalam mengendalikannya.
Seren Taun
Kawin Cai
Pesta Dadung
Sintren
Sintren adalah jenis kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun sejak tahun 1957. sintren berasal dari kata Sasantrian yang pada mulanya kesenian ini adalah merupakan seni hiburan rakyat yang sering di tampilkan pada sore hari sambil melepas lelah setelah seharian bekerja keras di sawah. Pada pertunjukannya peran sintren harus dibawakan oleh seorang gadis yang masih suci (belum adil balig). Begitu pula dengan pawang sintren tidak boleh diperankan oleh orang sembarangan, akan tetapi harus dibawakan oleh sesepuh semacam kiyai sehingga peran sintren yang sudah di ikat dalam kurungan akan dapat berubah memakai pakaian sintren dalam keadaan Transparan.
Cingcowong adalah salah satu Upacara ritual untuk meminta hujan (zaman dulu)upacara in dilakukan pada saat musim kemarau panjang 3 bulan tardisi awal Cingcowong atau uapacara ritual ini dipercayi oleh masyarakat khususnya Kecamatan Luragung setiap datag kemarau upacara ritual Cingcowong selalu dilaksanakan agar lahan pertanian mereka terhindar dari kemarau dan turrun hujan.
Mengenal Budaya Kuningan Jawa Barat
Reviewed by Silahkan Order
on
11.26
Rating:
Tidak ada komentar